Tanya Data!

DATA dapat menunjukkan gambaran detail tentang suatu peristiwa. Dengan data, sesuatu yang tertutupi dapat terungkap. Data pula yang dapat membuat tulisan makin tajam dan akurat.

Lembaga di negara ini sudah mulai menunjukkan eksistensinya lewat situs web yang dapat mengelola data, dapat diunduh dan diolah sehingga menunjukkan suatu artikel yang makin utuh. Sebut saja lembaga publik yang inisiatif mengeluarkan open data misalnya situs http://www.katadata.co.id, http://www.independen.id, http://www.opentender.net, dan http://www.rumahpemilu.org.

Dengan makin banyaknya data, akan makin dimudahkan bagi peneliti di perguruan tinggi atau jurnalis menambah warna di tulisannya. Namun, apa jadinya bila pemda kurang bisa menyediakan data utuh kepada warganya.

Patut diacungi jempol untuk kabupaten/kota yang sudah mulai menunjukkan eksistensi tentang open data atau data terbuka. Kota Bandung dan Kabupaten Bodjonegoro yang saat ini sudah menunjukkan eksistensi untuk membuka dataset.

Siapa pun kita bisa mengakses data yang ada untuk kepentingan publik. Publik bisa melihat kinerja pegawai pemerintah dari program dan anggaran yang dikeluarkan, maupun hasil capaian program. Dan yang paling simpel saja, bagaimana data pelayanan warga terdekat tempat kita huni, apakah sudah ada data yang bisa kita baca?.

Saat ini, media sosial makin update, apalagi mampu menyaingi media berita daring. Untuk itu, sudah waktunya data bisa menjadi acuan warga untuk mendapat informasi lewat platform open data website data.go.id

Dengan data, kita cukup konfirmasi. Dengan data semuanya bisa terjawab. Begitupula dengan pengolahan data makin modern, dengan tampilan yang kaya ilustrasi yang memudahkan pembacanya.

Sayangnya masih ada lembaga yang sulit untuk diminta data. Padahal setiap kita pasti menginginkan keterbukaan. Kalau alasannya untuk disalahgunakan, justru kita akan khawatir bila pemerintah tidak mengeluarkan data resmi, sebagai contohnya dapat disalahgunakan dengan lembaga swasta.

Laporan World Wide Web Foundation menyebutkan peran Indonesia sebagai ketua utama dari Open Government Partnership di 2013?2014 difokuskan, baik perhatian domestik maupun internasional, pada pengembangan kebijakan data yang terbuka dan praktik di negara ini. Kemudian telah tumbuh keterlibatan masyarakat sipil di seluruh data yang terbuka, terutama di pusat-pusat perkotaan, seperti Jakarta, dan beberapa peningkatan ketersediaan pelatihan peningkatan kapasitas dan dukungan untuk inovasi.

Sejumlah kecil negara-negara di cluster, seperti Kenya, Ghana, dan Indonesia, telah membentuk inisiatif data yang terbuka, tetapi ini tetap sangat bergantung pada jaringan kecil pemimpin dan tenaga ahli teknisi. Tanpa kepemimpinan yang berkelanjutan dan investasi dirasa sulit untuk bergerak menuju data yang terbuka berkelanjutan.

 

Nuansa, Lampung Post 8 April 2017

Leave a comment